• japan
  • english
  • indonesia
  • korean
  • china
  • china
  • vietnamese
  • deutsch
  • russian
  • thailand
  • polski
  • spanish
  • swedish
  • swedish
  • italian
  • french

Penjelasan detail tentang
pada pembacaan teks

Tentang support suara

Suzuki-kun memberikan support berupa outpun suara. Kami menyiapkan beberapa kalimat. Silakan dengarkan suara yang kami berikan berdasarkan pembagian prediksi batas aksen = secara mekanik / frase. Pada halaman di bawah ini ditampilkan pola aksen untuk tingkat mahir (Meskipun diubah ke mode pemula, output nya tetap bagi yang tingkat mahir). Mora yang seharusnya mengalami pelesapan huruf vokal ditandai dengan arsiran.

Contoh kalimat 1 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 2 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 3 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 4 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 5 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 6 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 7 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 8 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 9 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 10 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 11 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase
Contoh kalimat 12 (Batas frase = secara mekanikBatas frase = frase

Mengenai prediksi batas aksen (secara mekanik / frase)

Seperti telah dijelaskan pada workshop OJAD, kosakata yang memiliki deretan aksen (Pertama-tama LH kemudian dilanjutkan H, kemudian HL, dan setelah itu berlanjut L), disebut sebagai Frase Aksen. Dalam bahasa Jepang, berdasarkan tipe pengucapannya, frase aksen ini dapat menjadi panjang ataupun pendek.

Yang dimaksud dengan "prediksi batas frase aksen secara mekanik" adalah mode yang memprediksi batas aksen terhadap kalimat yang arbitrer dengan menggunakan data batas frase aksen yang sebelumnya telah diujicobakan pada beberapa ribu kalimat dengan kecepatan bicara yang alami. Dalam hal ini kami telah memprediksi frase aksen dari panjangnya deretan kata dengan tepat, tetapi prediksi letak batas frase termasuk prediksi letak frase aksen ada kemungkinan mengalami kesalahan. Kemudian, frase aksen yang paling pendek adalah frase. Sangat mudah untuk mendeteksi batas frase. Dalam hal ini mode yang berupa frase aksen=frase adalah "frase aksen yang menggunakan frase". Kesalahan dalam memprediksi prediksi sedikit berkurang daripada menggunakan secara mekanik, tetapi jumlah penanda aksen pada tengah-tengah kalimat lebih banyak.

Terhadap hasil prediksi, mode yang manapun menghubungkan frase aksen dan kemudian menjadikan frase aksen menjadi satu frase ungkapan. Mode tersebut adalah mode "pola aksen = pemula", "aksen = pemula" (akan tetapi, apabila terdapat pola aksen tipe 1 yang memiliki mora lebih dari 3, itu akan tertinggal). Pada saat menghubungkan frase aksen, secara aturan tidak akan terjadi kesalahan. Oleh karena itu pada mode pemula, apakah secara mekanik, atau secara segmen, tidak terlalu berpengaruh.

Mengenai makna bunyi kompleks yang alami, kami menyarankan untuk menggunakan bagian awal. Bagi yang ingin belajar lebih mendalam mengenai aksen berdasarkan konjugasi kata dan hubungan kosakata, kami menyarankan menggunakan bagian akhir yang memiliki kesalahan sedikit dalam prediksi.

Contoh yang menunjukkan perbedaan prediksi batas aksen secara mekanik dengan frase (batas frase = secara mekanik)
Contoh yang menunjukkan perbedaan prediksi batas aksen secara mekanik dengan frase (batas frase = frase)

Mengenai kontrol terhadap pembicara dan kecepatan bicara.

Suzuki-kun pada saat melakukan sintesis suara dapat menunjuk pada penutur dan kecepatan suara. Hal ini merupakan fungsi dari "penutur setting awal","kecepatan suara setting awal" dari sintesis suara yang sewaktu-waktu dapat diubah pada saat teks dibacakan.

Dengan begitu, perintah mengubah kecepatan suara dan penutur pada teks yang dimasukkan dapat disembunyikan. Perintahnya dimulai dengan "//".

// [penutur]
// [kecepatan suara]
// [penutur]  [kecepatan suara]

. Akan tetapi,tidak bisa

// [kecepatan suara]  [penutur]

. Berikut di bawah ini contoh penggunaannya。

// M2

Ubah M2 menjadi penutur.

// S

Ubah kecepatan suara menjadi S (slow).

// F2 F

Ubah F2 menjadi penutur,kecepatan suara menjadi F(fast). Huruf besar/Huruf kecil, full-hiragana/half-hiragana tidak dibedakan.

[penutur] = F1, F2, M1, or M2
[kecepatan suara] = F, N, or S
(masing-masing berarti, fast, normal, slow)

Contoh percakapan guru dan siswa (batas frase = secara mekanik)
Contoh percakapan guru dan siswa (batas frase = frase)

Tentang kelemahan Suzuki-kun

Kami terus melakukan perbaikan terhadap Suzuki-kun setiap hari, tetapi masih terdapat kelemahan. Hal itu kami tampilkan sejujurnya.

1. Tentang kesalahan memperkirakan aksen

1-1) Tentang ungkapan yang ditulis dengan hiragana

Apabila kosakata tersebut ditulis dengan hiragana, maka terdapat kesulitan untuk mendeteksi batas kosakata dan mengidentifikasi kosakata tersebut (masalah kosakata yang memiliki bunyi sama). Oleh karena itu sebagai hasilnya, ada kalanya akan terdeteksi sebagai kosakata yang tidak diinginkan.

Contoh hasil prediksi dari huruf kanji dan hiragana yang berbeda (batas frase = secara mekanik)
Contoh hasil prediksi dari huruf kanji dan hiragana yang berbeda (batas frase = frase)

1-2) Tentang ungkapan yang menggunakan kanji

Meskipun ditulis dengan huruf kanji, ada kalanya terdapat kesalahan dalam memprediksi letak aksen dan batas aksen. Kesalahan ini sebagian besar terdapat pada ungkapan kata benda kompleks.

Contoh prediksi yang salah pada kalimat yang ditulis dengan huruf kanji dan kana (batas frase = secara mekanik)
Contoh prediksi yang salah pada kalimat yang ditulis dengan huruf kanji dan kana (batas frase = frase)

1-3) Tentang aksen kosakata yang tidak dikenal

Berdasarkan hasil analisis morfem, pada kosakata yang telah teridentifikasi sebagai kosakata asing, letak aksen ditentukan mengikuti aturan letak aksen yang ada, tetapi pada ungkapan yang ingin diidentifikasi sebagai kosakata asing (seperti nama mahasiswa asing), ada kalanya hal itu tidak dapat dilakukan.

Contoh analisis yang salah dan analisis yang benar terhadap kata yang belum diketahui (batas frase = secara mekanik)
Contoh analisis yang salah dan analisis yang benar terhadap kata yang belum diketahui (batas frase = frase)

2. Tentang kesalahan dalam pembacaan

2-1) Kata yang berubah berdasarkan cara baca

Suzuki-kun sangat kesulitan terhadap kosakata yang mengalami perubahan baca berdasarkan konteks. Hal ini tidak berkaitan dengan keambiguan on'yomi/kun'yomi. Pada dasarnya, hal ini terjadi pada saat terdapat banyak on'yomi. Perbaikan perkiraan letak aksen dapat dilakukan pada Editor Aksen, tetapi kami tidak menyertakan step-step untuk memperbaiki cara bacanya.

Contoh pada saat cara baca kanji kunyomi yang beragam (batas frase = secara mekanik)
Contoh pada saat cara baca kanji kunyomi yang beragam (batas frase = frase)

2-2) Kata bilangan + Kata bantu bilangan

Suzuki-kun yang baru dapat membaca beberapa ungkapan kalimat. Juga dapat membaca simbol (#$%&=~@+〒¥£).Akan tetapi, masih terdapat kesalahan dalam membaca ungkapan kata bilangan dan kata bantu bilangan (kata bilangan+kata bantu bilangan). Ini merupakan contoh tipe yang cara baca dan aksennya tergantung pada konteks. Seperti, ippon, nihon, sanbon,...ichinichi, futsuka, mikka dan lain-lain. Cara baca kata bilangan+kata bantu bilangan pada dasarnya kami atasi dengan melakukan proses akhir pada output analisis morfem, tetapi keakuratannya masih belum cukup.

Contoh ungkapan simbol dan angka yang beranekaragam (Dimungkinkan adanya kesalahan. Batas frase = secara mekanik)
Contoh ungkapan simbol dan angka yang beranekaragam (Dimungkinkan adanya kesalahan. Batas frase = frase)

3. Tentang intonasi dan makna yang tidak jelas

木のしたで雨宿りをしている女性を眺めた。
木のしたで,雨宿りをしている女性を眺めた。
木のしたで雨宿りをしている女性を,眺めた。

Frase 「木のしたで」 terkait ke bagian mana, hasilnya akan berbeda menurut pola intonasinya. Akan tetapi, bukan berarti bahwa intonasi ditentukan dengan mempertimbangkan secara jelas ke bagian mana frase-frase tersebut berkaitan. Perbedaanya dapat digambarkan dengan memasukkan tanda baca yang tepat ke dalam kalimat.

Contoh 雨宿り (batas frase = secara mekanik)
Contoh 雨宿り (batas frase = frase)

きれいじゃない。

Ungkapan ini dapat memiliki arti 'mengekspresikan bahwa itu memang cantik' dan 'menegaskan bahwa itu tidak cantik'. Yang membedakan dari kedua arti tersebut adalah intonasi. Suzuki-kun tidak dapat memprediksi arti mana yang dimaksud dengan melihat kalimat sebelumnya. Dia hanya memprediksi pada tataran kalimat tunggal (terpisah dari kalimat sebelum dan sesudahnya). Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak memasukkan teks dengan pemakaian intonasi dengan level tinggi. Dengan kata lain, Suzuki-kun tidak bisa melakukannya (akan tetapi dimungkinkan untuk melakukan perbaikan pada Editor aksen).

Contoh きれいじゃない (batas frase = secara mekanik)
Contoh きれいじゃない (batas frase = frase)